Selasa, 11 Oktober 2016

Perpustakaan Harus Mengikuti Perkembangan Zaman, Bukan Zaman yang Harus Mengikuti Perpustakaan



Membaca adalah kebutuhan setiap individu, karena dengan membaca, setiap orang bisa mengetahui hal-hal yang belum diketahui.  Membaca sangatlah penting karena setiap orang pasti membutuhkan ilmu pengetahuan untuk kehidupannya, karena mendengar saja belum cukup untuk dapat memahami sesuatu, namun dengan membaca pemahaman seseorang mengenai sesuatu akan lebih mendalam.
Membaca merupakan suatu kegiatan yang terlihat mudah, namun sangat sulit dilakukan. Sebuah kegiatan yang sederhana namun sering kali sulit untuk dijadikan kebiasaan. Hal ini karena banyak orang beranggapan bahwa membaca sangatlah membosankan dan membuang buang waktu. Selain itu membaca dianggap hanya dapat menghadirkan rasa kantuk. Apalagi di zaman mutakhir ini, ketika teknologi terus berkembang pesat dan kegiatan membaca inipun tersingkirkan. Contoh, ketika remaja sedang gencar-gencarnya mencari jati diri, biasanya mereka suka mengoleksi novel-novel bertema cinta, namun ketika zaman semakin berkembang, sudah jarang remaja yang mengoleksi dan membaca novel-vovel tersebut. Mereka lebih memilih menonton film yang pada dasarnya ceritanya sama dengan novel-novel tadi. Mereka memilih ini karena waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan membaca novel yang memakan waktu bermingu-minggu bahkan berbulan bulan.
Membaca sangatlah penting, seperti pepatah mengatakan “Buku adalah jendela dunia”. Ungkapan itu memang benar, karena dengan kita membaca buku, kita akan mendapatkan berbagai macam informasi, baik mengenai sejarah, ilmu pengetahuan, berita-berita terkini, bahkan karya-karya sastra sekalipun. Padahal pentingnya membaca ini juga sudah ditegaskan dalam Al Qur’an, yaitu pada Surah Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)


  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
  2. Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq,
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,
  4. Yang mengajar manusia dengan pena,
  5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya,

Surah Al Alaq itu adalah surah dalam Al Qur’an yang pertama kali turun, sungguh luar biasa surah yang pertama kali turun, langsung Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk اقْرَأْ yang artinya membaca. Surah itu turun ketika bangsa Arab pada kondisi zaman jahiliyah (Zaman Kebodohan), sehingga Allah SWT mengisyaratkan agar manusia gemar membaca untuk menuju zaman yang lebih baik lagi dan meninggalkan zaman kebodohan itu dengan cara membaca sehingga ilmu pengetahuan, tata krama, cara hidup manusia yang semestinya dapat mereka pahami.  Maka jika saat ini kegemaran membaca terus menurun, bisa diibaratkan kita akan menuju pada zaman kebodohan itu lagi.
Dari bukti tersebut, sekali lagi bahwa membaca sangatlah penting bagi setiap manusia, tua muda, kaya miskin, laki-laki perempuan, semuanya membutuhkan kegiatan membaca ini. Bahkan bukanlah suatu rahasia lagi bahwa kesuksesan serta kecerdasan seseorang dapat diukur dari kesenangannya membaca. Sebut saja Gus Dur, mantan presiden Indonesia yang terkenal sebagai tokoh pluralis karena lantang menyuarakan pluralisme. Kegemaran beliau dalam membaca buku terdokumentasi dalam sebuah buku yang berjudul Gus Gerr: Bapak Pluralisme dan Guru Bangsa karangan M. Hamid. Sejak kecil Gus Dur telah melahap Das Kapital (versi bahasa Inggris)-karya agung Karl Marx yang dinilai oleh banyak orang sebagai karya yang sangat sulit dipahami, buku filsafat Plato, Fiksi karangan Tolstoy, Dostoyevsky, Andre Malraux, dan masih banyak lagi. Di samping Gus Dur, mengantri pula banyak tokoh terkemuka di Indonesia yang terkenal gemar membaca, seperti Tan Malaka-seorang pejuang revolusioner, mantan presiden Sukarno, mantan wakil presiden Mohammad Hatta, dan lain sebagainya. Bahkan, rata-rata tokoh kemerdekaan Indonesia senantisa memiliki satu kegemaran yang sama yakni membaca buku. Begitu dahsyatnya pengaruh buku terhadap intelektualitas dan prinsip hidup umat manusia. Begitu powerful-nya kegemaran membaca buku terhadap perubahan dunia. Semua itu tergambarkan lewat begitu banyaknya tokoh perubahan dunia yang memiliki kegemaran membaca buku.
Selain tokoh-tokoh Indonesia, tokoh-tokoh dunia yang kita kenal begitu luar biasa pun juga memiliki tingkat kegemaran membaca yang sangat tinggi. Siapa yang tidak mengenal ilmuan Thomas Alva Edison, ilmuan dunia yang akan selalu tercatat dalam tinta emas ilmu pengetahuan. Kita pasti telah mengenalnya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ilmuwan yang satu ini terkenal sebagai penemu lampu bohlam, dan banyak lagi. Rupanya, salah satu faktor yang turut mengantarkan Thomas Alva Edison pada kesuksesannya yaitu kegemarannya dalam membaca buku. Thomas Edison di masa kecilnya memiliki masalah dengan perkembangan sosialnya. Para gurunya di sekolah menilainya sebagai murid bermasalah yang tidak dapat menangkap pelajaran. Tetapi, ternyata para guru itu salah. Edison kecil bukannya tidak mampu menangkap pelajaran, tetapi pemikirannya jauh melampaui para murid sebayanya. Ini dimungkinkan karena Edison kecil merupakan bocah yang memiliki jiwa penasaran yang sangat tinggi. Rasa penasarannya yang sangat tinggi itu tersalurkan lewat kegemarannya membaca buku. Di antara sekian banyaknya buku yang dibaca oleh Thomas Alva Edison, di antaranya yaitu buku-buku karya Charles Dickens, William Shakespeare, Edward Gibbon, dan buku-buku kimia dan pengetahuan alam secara umum.
Lain lagi dengan tokoh sastra dunia Honore de Balzac yang merupakan seorang penulis novel, cerita pendek, dan penulis naskah drama. Dengan karya-karyanya yang senantiasa didasarkan pada keadaan sosial Prancis (di masanya) yang sebenarnya, Balzac dikenal sebagai seorang sastrawan realis. Bahkan, ia dianggap sebagai bapak realisme dalam dunia sastra Eropa. Karya-karyanya banyak memengaruhi sastrawan-sastrawan pada generasi selanjutnya seperti Edgar Allan Poe, Charles Dickens, Fyodor Dostoyevsky, dan maaaasih banyak lagi. Selain itu, karyanya juga menginspirasi para filsuf besar seperti Karl Marx dan Friedrich Engels, kedua filsuf tersebut merupakan tokoh secara tidak langsung di balik revolusi buruh di Rusia tahun 1917 yang sangat megah. Dalam situs wikipedia disebutkan bahwa Balzac kecil merupakan seorang penggemar membaca buku yang sangat antusias. Rupanya, kegemaran ini lahir dari sifatnya yang memang menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemikir bebas. Sebelum berkarir sebagai seorang penulis cerita pendek dan novel, Balzac telah mencoba berbagai jenis pekerjaan mulai dari politisi, kritikus, hingga pengusaha. Tetapi, ternyata dia tidak memiliki cukup minat dan bakat dalam bidang-bidang itu.
Ia bahkan melewati berbagai kegagalan hidup yang beraneka ragam, yang, dalam situs wikipedia, disebutkan, kegagalan-kegagalan itu disebabkan oleh pribadinya yang memang penuh ambisi dan berbeda dari yang lain. Namun demikian, sangat beruntung ia telah mengenal buku semenjak kecil. Rupanya, kegemarannya membaca bukulah yang menyelamatkannya dari kegagalan hidup yang beruntun. Kegemarannya membaca buku telah mengantarkannya pada pencapaian terbesarnya, yakni menjadi seoarng penulis cerita pendek dan novel.
Dari kisah-kisah luar biasa di atas, kita dapat mengambil serta meniru sikap mereka yaitu gemar membaca. Membaca bukanlah suatu kegiatan yang membosankan jika kita tidak menganggapnya membosankan, janganlah berprasangka terlebih dahulu bahwa membaca hanya akan membuat waktu saja, malah justru membacalah yang akan membuat waktu kita lebih bermanfaat serta bermakna.
Nah, tugas seorang pelajar adalah belajar. Pada saat kita belajar biasanya kita dibantu oleh seorang guru atau kita belajar bersama teman-teman. Untuk memudahkan kita belajar, kita harus memiliki buku sebagai sarana pokok kita untuk belajar. Kita patut bersyukur karena saat ini ketersediaan buku pelajaran atau buku-buku fiksi dan non fiksi yang lain sudah sangat banyak, baik yang dijual di toko ataupun di perpustakaan. Tapi apakah hanya buku saja? Belum tentu, untuk apa kita memiliki banyak buku tapi kita tidak membacanya. Saat ini hampir di setiap sekolah sudah berdiri perpustakaan. Ini merupakan hal yang sangat menggembirakan, karena perpustakaan kita disediakan berbagai macam buku dari berbagai macam ilmu. Dengan adanya perpustakaan maka banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan. Di samping kita mendapatkan buku dengan cara yang mudah, kita juga akan mendapatkan ilmu dari berbagai cabang ilmu. Target utama yang harus difokuskan dari perpustakaan sendiri adalah remaja usia pelajar, karena remaja usia tersebut masih perlu ilmu –ilmu yang sangat banyak, ibarat bejana dia masih kurang banyak air hingga dia penuh. Maka dari itu perpustakaan harus pandai-pandai mempengaruhi remaja untuk antusias dalam membaca. Hal yang paling tepat dilakukan adalah dengan cara perpustakaan mengikuti selera baca remaja zaman sekarang, maksudnya adalah perpustakaan harus lebih cerdas menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada seperti komputer, akses internet dan lain sebagainya sehingga pelajar tidak bosan saat belajar di perpustakaan. Jadi bukan pelajar yang mengikuti perpustakaan, namun perpustakaan yang mengikuti perkembangan pelajar pada saat ini. Namun terlepas dari semua itu, dengan semakin berkembangnya teknologi serta dengan hadirnya Ebook yang dapat diakses di manapun, tidak mustahil jika perpustakaan akan semakin tersingkirkan, bukan hanya untuk remaja, namun untuk semua kalangan. Karena dengan sudah adanya Ebook kita tidak perlu bersusah susah pergi ke perpustakaan, toh jika perpustakaannya buka selama 24 jam, sangat tidak mungkin bukan? Contoh, saya yang sedang mengikuti lomba penulisan artikel ini, saya tidak mungkin malam-malam pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi, nah akhirnya saya gunakan teknologi Ebook yang bisa dipakai di manapun serta tidak terlalu ribet. Maka dari itu, perpustakaan haruslah mengikuti perkembangan zaman jika tidak ingin tersingkirkan oleh teknologi-teknologi baru. Serta perpustakaan akan lebih menarik antusiasme pelajar usia remaja untuk membaca jika perpustakaan itu memiliki fasilitas yang lengkap, seperti buku yang lengkap serta update, pelayanan yang ramah serta mudah, dan lain sebagainya. Dan akan dapat menarik antusiasme lagi jika perpustakaan tidak hanya dilengkapi dengan ruang baca tertutup saja, namun juga dilengkapi dengan fasilitas ruang baca terbuka. Mungkin dengan hal tersebut rasa antusiasme pembaca atau pelajar akan meningkat, karena membaca membutuhkan suasana yang tepat dan sesuai selera. Jadi, semisal pelajar seleranya membaca di ruangan yang terbuka, maka pelajar ketika membaca di perpustakaan dapat masuk ke ruang baca terbuka yang langsung menyatu dengan alam serta dapat menambah kefokusan pembaca dalam memahami apa yang dibacanya. Contoh seringkali dalam perpustakan ada saja kondisi yang sering mengganggu kita dalam membaca, entah banyaknya antre orang-orang yang ingin meminjam buku ataupun suara yang terkadang berisik dari teman-teman yang sedang membaca di perpustakaan. Suara berisik itu terkadang ada, sebab perpustakaan berada pada suatu ruangan, kalaupun bukan suara berisik, walaupun hanya suara sekilas saja, itu akan dapat membuat konsentrasi kita buyar saat membaca. Pernahkan kalian sedang fokus fokusnya membaca tiba-tiba ada kendaraan yang lewat dengan suara yang bising? Nah, itu contohnya.  Jadi ketika di dalam ruangan, suara orang-orang yang berinteraksi di dalam perpustakaan tertahan oleh dinding yang membatasi, mungkin akan lebih nyaman jika fasilitas perpustakaan ditambah dengan ruang baca terbuka yang sesuai dengan selera para remaja yang masih menyukai kebebasan. Dengan adanya ruang baca terbuka tersebut mungkin bisa menambah antusiasme para remaja untuk datang dan membaca buku di perpustakaan serta meminimalisiasi suara bising tersebut. perpustakaan dibuat seperti alam terbuka, berlatar taman serta alunan-alunan alam langsung yang mendamaikan jiwa. Ketenangan akan hadir jika ada ruang baca terbuka di perpustakaan, suara orang-orang yang berada di area perpustakaan tidak lagi terasa begitu bising karena suara tersebut lepas dan tidak terhalang tembok yang menyekat. Kita bisa membaca sambil bermain di dekat pohon, duduk di rerumputan, atau bahkan mungkin di atas pohon sambil merasakan angin sepoi, itu akan membuat kegiatan membaca kita lebih tenang serta akan menimbulkan pemahaman yang mendalam tentang apa yang kita baca. Disini akan memunculkan minat pembaca yang antusias, serta remaja yang khususnya pelajar tidak akan merasa bosan berlama lama membaca di ruang baca terbuka perpustakaan ini. Selain itu nantinya dengan banyaknya pelajar yang gemar membaca, otomatis dia pasti akan hobi mengoleksi buku. Maka tak dapat dipungkiri, kelak dia bisa saja nanti akan membuat perpustakaan pribadi untuk dirinya. Sehingga dalam kontekstual tersebut membaca serta sarana membacanya, yaitu perpustakaan adalah sebuah rangkaian yang mengantarkan kita semua serta selalu menjadi tempat kita belajar sampai kapanpun, sebagai tempat belajar sepanjang hayat.
Kesimpulannya, membaca sangatlah penting bagi kehidupan kita. Bukan tanpa sebab, membaca dapat membuat kita ramah akan dunia, membuat kita selalu tahu hal-hal baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Tentang membosankan dan buang buang waktu saja, itu hanyalah sebuah anggapan orang-orang yang malas. Pada dasarnya membaca akan membuat kita menjadi lebih pandai serta sukses. Hal itu sudah dapat dibuktikan dan bukan rahasia lagi, kita dapat lihat dari tokoh-tokoh besar dunia yang memiliki kegemaran membaca dan mereka dapat menggetarkan dunia dengan penemuan yang mereka temukan serta cetuskan dari kebiasaannya suka membacanya. Kita dapat mencontoh mereka, bahkan Sang Pahlawan Prokamator Indonesia, Bung Karno pernah berkata bahwa, “Aku gemar sekali belajar, gemar membaca. Sampai, boleh dikatakan, aku kadang-kadang meninggalkan pelajaran-pelajaran di sekolah, waktunya aku pakai untuk membaca buku-buku politik yang tidak diajarkan di sekolah kepada saya. Aku membaca sejarah dunia, aku membaca sejarah bangsa-bangsa, aku membaca kitab-kitab tentang gerakan kaum buruh, aku membaca tentang gerakan Islam. Jadi, aku gemar membaca, oleh karena aku anggap perlu untuk mengisi otakku, mengisi pikiranku, mengisi semangatku selebar-lebar mungkin. Jendela terbuka, ide-ide itu masuk di dalam ingatanku, pikiranku itu.”
Dari perkataan Bung Karno tersebut, sungguh tersurat makna luar biasa betapa pentingnya membaca. Serta cenderung orang yang gemar membaca dia akan cerdas dan sukses. Maka kita sebagai pelajar haruslah gemar membaca. Kita harus memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, terutama perpustakaan.(Rizqo Abdillah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar