sumber gambar http://67.media.tumblr.com/1a5d6c52a4fa2f1f9b831433fc2e5330/tumblr_nmwmtyST6F1u201eio1_500.jpg
Belum adanya data atau sejarah tertulis mengenai riwayat Desa
Gununglurah. Sehingga hanya mencari sumber-sumber yang dapat dipercaya serta
dari cerita turun temurun yang masih dipercaya diantaranya dari para sesepuh
Desa yang sekarang masih hidup. Sebelum abad 18, di Sudikampir yang selanjutnya
terkenal Gununglurah sudah berpenduduk dan beragama yaitu Hindu-Budha, terbukti
ada peninggalan arca ganesha di Makam Kuburan Lor, juga ditemukan arca ganesha
yang belum jadi yang terkenal dengan nama watu janji.Kurang
lebih abad 18 datang pembawa islam bernama Mbah Nurhakim yang waktu itu adu
kesaktian dengan tokoh Hindu setempat yaitu Mbah Bandayuda.
Batu disindik menjadi tasbih sehingga terkenal dengan nama Mbah
Sela Kerti, yang konon menikah dengan Keturunan Adipati Kertanegara/Ngabeih
Singawijaya. Anak Mbah Sela Kerti menikah dengan Syeh Abdusalam seorang kerabat
Mataram. Konon menurut legenda di Gununglurah asal mula Sungai Mengaji sebagai
berikut : waktu itu Syeh Abdusalam mandi di kali, kemudian sholat di atas batu
di atas kali, tiba-tiba datang banjir, tetapi atas kehendak Allah Swt banjir
tidak menerjang menunggu sholat Mbah Abdussalam selesai ,artinya banjir
menghormati/ngajeni sehingga sungai tersebut diberi nama Sungai Mengaji. Dengan
semakin berkembangnya Islam dan penduduknya semakin banyak dan makmur
pada waktu itu Gununglurah masuk wilayah Kadipaten Ajibarang dengan dipimpin
oleh Adipati Singadipa,karena dipandang perlu maka Adipati Singadipa (salah
satu pengikut Pangeran Diponegoro) mengangkat putera sulungnya bernama
Dipamenggala menjadi Demang di Gununglurah (1820-1860). Sedang nama Gununglurah
konon berasal dari nama sebuah keris yang dimiliki oleh pejabat, keris tersebut
bila dipakai untuk pilihan Lurah banyak yang terkabul sehingga di Gunung ada
Pusaka Lurah, maka terkenal dengan sebutan Gununglurah.
Paskibra Desa Gununglurah Tahun 2015 yang beranggotakan dari IPNU IPPNU Ranting Gununglurah
Demang Dipamenggala memerintah dari tahun 1820-1860 pada waktu
pemerintahannya Desa Gununglurah merupakan daerah perdikan (daerah yang tidak
dipungut pajak) batas wilayahnya antara Sungai Banyon dan Sungai Condong waktu
jumlah penduduknya sekitar 500 jiwa. Setelah Demang Dipamenggala menggantikan
kepemimpinan ayahnya menjadi Adipati Ajibarang selanjutnya Gununglurah
dipimpin oleh Lurah Wangsa Menggala (Putera Demang Dipamenggala).
Secara administrative desa
Gununglurah termasuk dalam wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas
terletak disebelah barat Kabupaten Banyumas. Dari ibukota kecamatan Cilongok
desa Gununglurah berjarak sekitar 6 Km, ditempuh dalam waktu 20 Menit bila
mengunakan kendaraan pribadi, Sedangkan dari dari pusat kabupaten
Banyumas berjarak sekitar 23 Km, ditempuh dalam waktu 30 Menit bila menggunakan
kendaraan pribadi. Desa Gununglurah terdiri atas 3 Dusun. Dusun I dibagi dalam
4 RW (RW 1, RW 2, RW 3 dan RW 4), Dusun II dibagi dalam 3 RW (RW 5,RW 6 dan RW
7 ), Dusun III dibagi dalam 3 RW (RW 8, RW 9 dan RW 10. (Arsip Desa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar