Saat tahun setelah kemerdekaan
ketika Indonesia belum sepenuhnya merdeka, sebuah daerah bernamakan Banyumas
yang dibawah kekuasaan seorang Jenderal, ia bernama Aji Aziz Abdillah, sang
Jenderal saat itu sedang menghadapi tentara penjajah, penjajah berusaha merebut
tanah air Banyumas. Dengan kekuatan penuh sang Jenderal mempertahankan
banyumas, tapi usahanya sia sia , penjajah dapat merebut Banyumas dan
mendudukinya.
Setelah
perang tersebut berakhir, hari berikutnya Sang Jendral berfikir bagaimana caranya agar dapat mengusir
penjajah itu. Dalam hati kecilnya beliau berkata “ sekarang saatnya pemuda
harus berjuang “. Akhirnya tanpa berbasa basi Jenderal mengumpulkan para pemuda
dan memotivasinya. Dalam orasinya Sang Jenderal dengan penuh semangat dan
perjuangan yang berkobar kobar sempat berkata. ….seperti halnya Bung Karno yang
sangat memeperhatikan kehidupan para pemuda beliau pernah berkata“ berikan aku
seribu orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, namun berikan aku
juga satu orang pemuda niscaya akan ku goncangkan dunia “ kalianlah yang akan
menrubah nasib bangsa ini, kalianlah satu satunya harapan kami, hari kemarin
adalah sejarah hari esok adalah misteri dan hari ini adalah hari kebangkitan.
Jangan hanya tinggal diam wahai kawula muda, mari bersatu ambil peranan sebagai
pemuda untuk perubahan, MERDEKA!!!!.... seketika
itu para pemuda tersulut semangatnya dan siap bersatu untuk berjuang.
Saat
itu Jenderal menunjuk Malik Banbela agar menjadi pimpinan pemuda. Jenderal dan
para pemuda akhirnya turun di medan perang melawan penjajah dengan semangat
yang berkobar. Titik darah pengahabisan dan mati di medan perang adalalah
prinsip para pemuda. Akhirnya, Jenderal terbunuh, tetapi para pemuda berhasil
mengambil alih kembali tanah air banyumas, dan dapat mengusir penjajah.
Dengan memanggul mayat sang
Jenderal, dengan air mata yang deras mengalir Malik berteriak “ Jenderal selalu
di hati kita !!! merdeka ! maju! Serbu! Serang! Terjang!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar